Banner

Selasa, 22 Mei 2012

Masyarakat Mentawai Harapkan Depot Pertamina


Nasional | Selasa, 22 Mei 2012 05:20 WIB

Metrotvnews.com, Padang: Masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, mengharapkan adanya depot bahan bakar minyak Pertamina di daerah yang berjarak sekitar 100 mil laut dari pantai Kota Padang itu. Hal itu dikatakan anggota DPRD Sumbar Zailis Usman di Padang, Selasa (22/5).

Menurut Zailis, warga menyampaikan keinginan tersebut kepada para anggota DPRD Sumbar dari daerah pemilihan Sumbar-I (Kota Padang dan Kepulauan Mentawai) saat kunjungan kerja ke Mentawai.

Ia menjelaskan, Kepulauan Mentawai yang terdiri atas tiga pulau besar masing-masing Sipora, Siberut dan Pagai Utara Selatan serta 99 pulau kecil lainnya masih menjadikan moda transpotasi laut sebagai andalan utama.

Selain itu, kapal-kapal nelayan banyak mendominasi usaha masyarakat di kepulaun itu, baik skala besar, menengah maupun kecil.

Untuk mendukung transportasi laut dan kegiatan ekonomi di bidang kelautan, maka mendesak adanya depot Pertamina untuk menjamin suplai bahan bakar minyak (BBM). Keberadaan depot Pertamina di Mentawai, katanya, sekaligus untuk mengatasi persoalan langkanya BBM yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Kelangkaan tersebut telah menyebabkan banyak persoalan di Mentawai baik di bidang transpotasi, ekonomi dan sosial ditengah masyarakat setempat.

Menurut Zailis, kelangkaan BBM di Mentawai telah menimbulkan biaya tinggi yang dapat merugikan masyarakat dan pembangunan daerah itu. Ia menyebutkan, harapan dan permintaan masyarakat Mentawai itu akan disampaikan anggota DPRD Sumbar kepada Pemerintah Provinsi Sumatra Barat. (Ant/Wrt3)

Bank Dunia Keluarkan Data Lingkungan 200 Negara


Internasional | Minggu, 20 Mei 2012 16:16 WIB
  
________________________________________
 ilustrasi
Metrotvnews.com, Jakarta: Bank Dunia mengeluarkan kompilasi tahunan data lingkungan yang mencakup lebih 200 negara. Data berisi informasi terkini mengenai pertanian, kehutanan dan biodiversitas, energi dan emisi serta sanitasi dan kelautan.

"Little Green Data Book 2012 adalah perangkat yang penting bagi negara-negara untuk mengukur, menilai dan mengelola sumber daya alam mereka," kata Wakil Presiden untuk Pembangunan Berkelanjutan Bank Dunia Rachel Kyte dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad (20/5).

Rachel Kyte memaparkan, di antara beragam pengukuran berkelanjutan, "Little Green Data Book" dari Bank Dunia juga meliputi indikator "Adjusted Net Savings" yang memperhitungkan tingkat nilai ekonomi sesungguhnya setelah melihat catatan investasi SDM, pengurasan sumber daya alam dan tingkat kerusakan akibat polusi.

Dalam buku tersebut juga mencakup indikator "Adjusted Net National Income", yang menghitung secara luas pendapatan nasional yang menyangkut dengan pengurasan energi, mineral dan sumber daya hutan. "Informasi dalam Little Green Data Book dapat membantu pembuat kebijakan, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya untuk memperhitungkan nilai sumber daya alam dan peran mereka dalam pembangunan," katanya.

Ia memaparkan, data dalam buku tahun 2012 ini juga memperkenalkan seperangkat indikator dalam lingkungan kelautan, termasuk persentase wilayah perairan suatu negara yang di dalamnya merupakan area yang terlindungi, terumbu karang dan hutan bakau serta mencakup volume perikanan tangkap dan budidaya.

Menurut dia, eksploitasi berlebihan dan pengelolaan yang buruk terkait dengan sumber daya kelautan telah menghasilkan kesempatan yang hilang untuk mengembangkan tingkat kesejahteraan, meningkatkan risiko dalam ketahanan pangan global dan menghilangkan kesempatan ekonomi bagi kaum miskin dunia.

"Kekayaan alam dari pangan perikanan, turisme berbasis alam, perlindungan pantai, penyimpanan karbon dan luasnya pengaturan ekosistem kelautan semuanya hanya bisa terjadi dengan kondisi laut yang sehat," kata Kyte.

Bank Dunia memperkirakan kekayaan perikanan global, bila dikelola dengan baik, dapat menghasilkan antara 120 - 900 miliar dolar AS per tahun, dengan potensial terbesar di Asia.

Selain itu, lembaga keuangan multilateral itu juga menyatakan sektor kelautan dan perikanan sangat penting antara lain bagi negara-negara berkembang yang berbentuk kepulauan kecil. Sedangkan bagi negara-negara berpendapatan rendah, sumber daya alam menjadi aset penting yang dapat mencakup hingga sekitar 36 persen dari kekayaan total yang mereka miliki.(MI/BEY)

Sektor kelautan&perikanan diharapkan jadi arus utama ekonomi


Senin, 21 Mei 2012 05:32 WIB | 1484 Views
Jakarta (ANTARA News) - Sektor kelautan dan perikanan di Indonesia diharapkan menjadi arus utama dalam bidang perekonomian di Tanah Air terlebih Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang terkemuka dengan eksistensi baharinya.

"Potensi sektor kelautan dan perikanan Indonesia dapat menjadi arus utama pertumbuhan ekonomi nasional dalam mendukung keamanan pangan," kata Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Andha Fauzie Miraza saat memimpin perayaan Hari Kebangkitan Nasional di Paviliun Indonesia, Expo 2012 Yeosu, Korea Selatan, seperti disampaikan dalam siaran pers KKP yang diterima di Jakarta, Minggu.

Keikutsertaan pemerintah Indonesia dalam Expo 2012 Yeosu tersebut juga merupakan upaya untuk mempertahankan eksistensi Indonesia di mata dunia internasional sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar yang memiliki banyak sekali keanekaragaman hayati laut di dalam kawasan perairannya.

Untuk itu, menurut dia, dibutuhkan sebuah strategi yang tepat dalam mempromosikan potensi laut Indonesia di samping merebut peluang pasar produk perikanan di dunia internasional.

"Keikutsertaan Indonesia dalam ajang ini adalah untuk membangun sebuah hubungan dan jejaring kerja sama internasional serta semua unsur yang terkait didalamnya," katanya.

Ia juga mengatakan, ajang tersebut juga dinilai tepat sebagai sebuah sarana efektif dan efisien di dunia kelautan dan perikanan dalam mempercepat laju pertumbuhan pariwisata bahari.

Selain itu, keikutsertaan Indonesia dalam ajang ini juga bertujuan untuk mengangkat isu-isu kelautan ke kancah internasional serta dalam upaya memperkuat kapasitas Indonesia sebagai suatu bangsa yang tidak bisa dipisahkan dari sumber daya alam yang ada, khususnya sumber daya kelautan.

Paviliun Indonesia di kegiatan yang akan berlangsung selama tiga bulan (12 Mei - 12 Agustus) itu mengusung tema "Keindahan Indonesia: Memelihara Keragaman Tropis".

Dalam kegiatan ini, Paviliun Indonesia hingga Minggu (20/5) ini telah dikunjungi sebanyak 28 ribu orang semenjak dibuka tanggal 12 Mei 2012 atau rata-rata pengunjung adalah 3-4 ribu orang per hari.

"Indonesia sendiri menargetkan sebanyak 300 ribu orang yang akan berkunjung ke paviliun selama berlangsungnya pameran ini," katanya.

Expo 2012 Yeosu Korea Selatan merupakan pameran berskala internasional yang dapat menampung hingga 8 juta pengunjung dan diikuti lebih dari 130 negara

Sunrain, Perusahaan yang terdaftar di Shanghai, Memimpin Pengembangan Baru Industri Tenaga Panas Surya



AsiaNet 49397

SHANGHAI, 21 Mei 2012 (ANTARA/PRNewswire-AsiaNet) --

     Sunrain Solar Energy Co., Ltd (kode saham: 603366SH) menerbitkan saham resmi lembar-A yang terdaftar di bursa utama Shanghai Stock Exchange, 21 Mei 2012. Sebagai pemimpin dunia dalam industri tenaga panas surya, Sunrain bertujuan membangun merek terkenal dunia.


     Sunrain, yang menjadi perusahaan pertama yang terdaftar di China dalam industri tenaga panas matahari, akan mendapatkan perhatian dalam hal konservasi energi dan pasar modal. Melalui ini, Sunrain akan memimpin revolusi dan mendorong pengembangan industri tenaga panas surya China.

     Sunrain Solar Energy, yang mengkhususkan diri dalam pembuatan penelitian teknis dan promosi pasar energi tenaga panas surya, serta produk aplikasi energi baru lainnya, telah menyediakan solusi sistem air panas tenaga surya untuk ribuan keluarga di seluruh dunia.

     Keuntungan bakat: Menyiapkan produk, bakat dan sistem nilai, serta pembentukan pusat penelitian teknik surya yang menguntungkan universitas dan perguruan tinggi terkemuka. Sunrain berfokus pada peningkatan karyawan yang berkontribusi terhadap Sunrain dan akhirnya seluruh industri.

     Keuntungan skala: Dengan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan industri tenaga panas surya, Sunrain telah mencapai pertumbuhan pesat dan pangsa pasar yang meningkat. Dari tahun 2008 hingga 2011, pangsa pasar Sunrain masing-masing sebesar 3,6%, 5,7%, 7,3%, dan 8,2%, di peringkat pertama dalam industri. Pada tahun 2011, omset Sunrain melampaui 3 miliar.

     Integrasi industri menyaksikan lompatan yang luar biasa. Selama proses ini, pusat di Lianyungang, Yanzhou dan Luoyang dibangun berturut-turut. Sunrain adalah perusahaan pertama dalam industri yang memproduksi tabung kasar, tabung hampa udara, dan sistem pemanas air tenaga surya dalam satu pabrik. Sunrain memiliki keunggulan kualitas tinggi, biaya rendah, dan efisiensi besar serta merupakan satu-satunya perusahaan yang dapat mengembangkan dan memproduksi tabung kaca hampa udara, tabung kaca panas, pipa pengunci panas kaca-logam, dan alat pengumpul panas surya plat datar pada saat yang sama.

     Sunrain telah menggiatkan produktivitas, pemasaran, penelitian dan program modal kerja lainnya. Ketika dilaksanakan, penjualan diperkirakan telah meningkat menjadi 3,36 miliar Yuan dengan laba bersih 0,355 miliar Yuan.

     Dengan menjunjung tinggi Filsafat Manajemen "Menciptakan merek terkenal di dunia, membangun perusahaan selama seabad"," dan Gagasan Pengembangan "Menempa nilai dan kepentingan di masyarakat serta antara perusahaan dan penjual"," Sunrain membangun produk, bakat, dan nilai-nilai yang pada gilirannya membentuk keunggulan kompetitif dalam teknologi dan manajemen yang sangat efisien untuk pembangunan berkelanjutan.

     http://www.sunrain.com/Global/Global.html