Banner

Kamis, 31 Maret 2011

Kas, Piutang, Persediaan, Utang, Investasi, Saham dan Obligasi

Kas
  1. Kas yang meliputi uang tunai, simpanan di bank yang setiap saat dapat diambil (giro) dan kertas berharga lainnya yang dapat diuangkan pada bank atau lembaga keuangan lain sebesar nilai nominalnya, harus diawasi dengan baik. Salah satu cara pengawasan agar likuiditas perusahaan terjamin maka harus disusun anggaran kas. Untuk menyusun anggaran maka diperlukan kemampuan memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas di masa yang akan datang. Pengeluaran kas sebaiknya digunakan check, sedangkan untuk pengeluaran yang berjumlah relatif kecil sebaiknya disediakan dana tertentu yang dinamakan “Dana Kas Kecil” Ada dua cara pencatatan kas kecil yaitu sistem dana tetap dan sistem dana berfluktuasi. Perbedaan pokok dari kedua sistem tersebut, yaitu pada sistem dana tetap, pengeluaran dari dana kas kecil tidak perlu di jurnal, seperti pada sistem dana berfluktuasi.
  2. Untuk mengadakan pengawasan kas di bank maka setiap akhir bulan dibuat “rekonsiliasi bank” untuk menentukan sebab-sebab terjadinya perbedaan saldo kas menurut catatan perusahaan dengan saldo kas menurut laporan bank. Ada beberapa bentuk rekonsiliasi bank, yaitu berikut ini.
    1. Rekonsiliasi saldo menurut catatan perusahaan dengan saldo menurut laporan bank untuk mendapatkan saldo yang benar atau rekonsiliasi untuk menentukan saldo yang benar. Hasil akhir dari rekonsiliasi ini, yaitu saldo menurut perusahaan dengan saldo menurut bank akan sama. Rekonsiliasi bentuk ini sering disebut rekonsiliasi dua kolom.
    2. Rekonsiliasi dan identifikasi berbagai penyebab terjadinya perbedaan antara saldo menurut perusahaan dengan saldo menurut laporan bank. Menurut bentuk ini maka saldo menurut catatan perusahaan dianggap yang benar sehingga bertitik tolak dari saldo menurut laporan bank menuju saldo menurut catatan perusahaan.
  3. Kadang-kadang rekonsiliasi diperluas penggunaannya, yaitu untuk menguji kebenaran penerimaan dan pengeluaran kas, yaitu mencocokkan kesamaan jumlah penerimaan, pengeluaran maupun saldonya menurut catatan perusahaan dengan menurut laporan bank. Dalam rekonsiliasi ini terdapat dua bentuk rekonsiliasi, yaitu berikut ini.
    1. Bentuk rekonsiliasi yang bertitik tolak dari saldo menurut laporan bank menuju saldo menurut catatan perusahaan. Dengan kata lain, rekonsiliasi ini menganggap bahwa saldo menurut bentuk ini sering dinamakan rekonsiliasi 4 kolom.
    2. Bentuk rekonsiliasi yang bertitik tolak dari masing-masing saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir menuju kepada saldo yang benar. Rekonsiliasi bentuk ini sering dinamakan rekonsiliasi delapan kolom.

Klasifikasi Piutang dan Piutang Wesel
  1. Piutang menurut sumber terjadinya dapat dibedakan menjadi piutang usaha dan piutang nonusaha. Piutang usaha timbul karena adanya penyerahan barang atau jasa dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normal perusahaan. Sedangkan piutang di luar piutang usaha dikelompokkan sebagai piutang lain-lain atau piutang nonusaha.
  2. Piutang usaha yang didukung dengan promes (surat kesanggupan membayar) dikelompokkan sebagai wesel tagih (piutang wesel). Piutang wesel, piutang usaha, dan piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah dengan identifikasi yang jelas.
  3. Surat wesel biasanya berisi informasi tentang pihak yang akan menerima pembayaran, pembuat surat wesel, tanggal dan jatuh tempo wesel, jumlah nominal, dan bunga wesel (kalau ada). Bunga wesel dinyatakan dalam angka persentase yang menunjukkan tingkat bunga dalam satu tahun.
  4. Bila perusahaan memerlukan dana (uang) segera perusahaan dapat mendiskontokan piutang weselnya ke lembaga-lembaga keuangan. Pendiskontoan ini tidak sama dengan penjualan, sebab perusahaan masih bertanggung jawab terhadap pelunasan wesel yang didiskontokan tersebut. Artinya, apabila lembaga keuangan tidak berhasil menagih surat wesel yang didiskontokan maka perusahaan berkewajiban melunasinya. Selisih antara nilai wesel saat jatuh tempo dengan hasil pendiskontoan akan dicatat perusahaan sebagai biaya bunga atau pendapatan bunga. Piutang wesel yang didiskontokan dalam neraca harus diungkapkan dan diklasifikasikan sebagai utang bersyarat.
  5. Piutang wesel yang telah kedaluwarsa harus diklasifikasikan menjadi piutang usaha sebesar nominalnya ditambah bunganya. Kecuali kalau dipastikan piutang wesel yang kedaluwarsa tersebut akan segera dilunasi oleh debitur.

Piutang Wesel
  1. Wesel tagih dicatat sebesar nilai tunainya, yaitu jumlah uang yang diterima oleh si peminjam uang. Masalah penilaian akan timbul bila si debitur tidak menerima uang, tetapi menerima aktiva tetap, barang atau jasa dari jasa dari si kreditor.
  2. Transaksi wesel antara 2 belah pihak yang bebas selalu akan menyangkut bunga. Dalam wesel berbunga nilai tunai wesel akan sama dengan nilai nominal wesel, sedangkan pada wesel tanpa bunga nilai nominal sudah implisit (tersirat) di dalamnya bunga wesel. Oleh sebab itu, pada wesel tanpa bunga nilai tunainya harus dihitung dulu sebelum dicatat dalam pembukuan. Tetapi apabila wesel tersebut menyangkut periode satu tahun atau kurang maka wesel tersebut dapat dicatat sebesar nilai nominalnya.
  3. Dalam pertukaran aktiva tetap, barang atau jasa dengan wesel maka harus ditentukan nilai tunai dari wesel tersebut. Nilai tunai dari wesel tersebut adalah harga kontan dari aktiva tetap, barang atau jasa yang dipertukarkan. Perbedaan antara nilai tunai dengan jumlah yang akan diterima pada saat wesel jatuh tempo dibebankan sebagai bunga.

Piutang Usaha
  1. Piutang dan utang harus diklasifikasikan dalam kelompok lancar dan tidak lancar. Piutang usaha, piutang wesel, piutang bunga, dan sebagainya yang diperkirakan dapat diterima pembayarannya dalam tempo satu tahun atau kurang dihitung sejak tanggal neraca harus disajikan sebagai elemen aktiva lancar. Utang usaha, utang wesel, utang bunga, utang gaji, dan sebagainya yang harus dibayar dalam waktu satu tahun atau kurang harus disajikan dalam neraca sebagai elemen utang lancar.
  2. Piutang dalam neraca dilaporkan sebesar nilai realisasinya atau sejumlah yang diharapkan dapat ditagih. Selisihnya disajikan dalam pos cadangan kerugian piutang. Akuntansi untuk kerugian piutang bisa menerapkan metode langsung dan metode cadangan. Dalam metode langsung kerugian piutang diakui pada saat piutang betul-betul diketahui tidak dapat ditagih. Pada saat tersebut perusahaan akan membuat jurnal dengan mendebet rekening Biaya Kerugian Piutang dan mengredit rekening Piutang Usaha. Dalam metode cadangan kerugian piutang ditaksir setiap akhir periode melalui jurnal penyesuaian debet rekening Biaya Kerugian Piutang dan kredit rekening Cadangan Kerugian Piutang. Biaya kerugian piutang tidak berbeda dengan biaya-biaya lain dan akan disajikan dalam laporan rugi-laba, sedangkan rekening cadangan kerugian piutang akan disajikan dalam neraca sebagai lawan rekening piutang usaha.
  3. Di dalam menaksir biaya kerugian piutang (cadangan kerugian piutang) perusahaan dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan rugi-laba dan pendekatan neraca. Pendekatan rugi-laba digunakan untuk menaksir besarnya kerugian piutang. Dan untuk penghitungan digunakan persentase tertentu dari penjualan (yang paling tepat adalah penjualan kredit neto) selama periode tertentu. Sedangkan pendekatan neraca dipakai untuk menaksir jumlah cadangan kerugian piutang dengan cara menganalisis piutang yang diragukan pengumpulannya. Cara yang paling umum adalah dengan menggunakan daftar umur piutang.
  4. Utang dan piutang usaha yang terjadi antara perusahaan yang sama harus disajikan secara tersendiri, tidak boleh disajikan jumlah netonya saja. Untuk piutang yang bersaldo kredit dalam neraca harus dilaporkan sebagai utang dan untuk utang yang bersaldo debet harus disajikan sebagai elemen piutang.

Piutang Usaha Sebagai Sumber Kas
  1. Selain dengan cara penagihan piutang usaha juga dapat digunakan sebagai sumber kas (pembelanjaan), dengan cara menjadikan sebagai jaminan (pledging), asinyasi (assignment), dan menjualnya (factoring). Apabila piutang usaha dijadikan jaminan maka tidak menimbulkan masalah akuntansi khusus. Piutang usaha yang dijaminkan tidak perlu disendirikan, hanya saja dalam penyajiannya pada neraca harus diungkapkan.
  2. Dalam hal terjadi asinyasi piutang usaha maka piutang usaha yang diasinyasikan harus disendirikan, dan pinjaman dari lembaga keuangan dicatat sebagai utang wesel. Asinyasi biasanya pula dilakukan atas dasar non-notification, artinya si debitur perusahaan (yang utangnya diasinyasikan) tidak diberitahu tentang adanya asinyasi tersebut. Asinyasi dapat pula dilakukan atas dasar notification, yang berarti pelanggan atau debitur diberi tahu tentang adanya assinyasi ini dan diperintahkan untuk membayar utangnya langsung kepada lembaga keuangan. Dalam asinyasi, jumlah yang dipinjam perusahaan lebih kecil daripada jumlah piutang yang diasinyasikan. Akan tetapi, pengumpulan piutang melebihi jumlah pinjaman kelebihannya tetap menjadi hak assignor. Sebaliknya bila hasil penagihan lebih kecil daripada jumlah pinjaman, assignor tetap bertanggung jawab terhadap pelunasan jumlah pinjamannya kepada assignee.
  3. Penjualan piutang usaha (factoring) merupakan hal yang baru di negara kita. Akan tetapi, factoring ini sudah dikenal di dunia usaha Indonesia, terutama di kota-kota besar. Dalam factoring risiko kredit dan penagihan dilimpahkan kepada pembeli piutang usaha (factor) sehingga perusahaan tidak bertanggung jawab lagi terhadap adanya kerugian piutang dan biaya penagihan. Untuk melindungi factor terhadap kemungkinan adanya retur dan keringanan penjualan, factor dapat menahan sebagian dari harga beli piutang sampai dengan selesainya perjanjian factoring.

Pengertian Persediaan
  1. Persediaan adalah barang yang diperoleh perusahaan yang dimaksudkan untuk dijual kembali atau diolah lebih lanjut dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normalnya. Persediaan dalam perusahaan pengolahan akan terdiri atas persediaan bahan baku dan bahan pembantu, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
  2. Apabila selama perusahaan menyimpan persediaan terjadi inflasi maka perusahaan akan mendapatkan laba semu akibat kenaikan harga ini. Laba semu ini yang disebut dengan istilah holding gains merupakan laba yang tidak tersedia untuk dibagikan sebagai dividen. Manajemen dan pembaca laporan keuangan harus menyadari tentang adanya holding gains ini, agar tidak mengambil keputusan yang keliru.
  3. Persediaan merupakan elemen aktiva lancar yang penting, sebab sukses tidaknya perencanaan dan pengawasan persediaan akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu perusahaan. Elemen persediaan akan berpengaruh terhadap penentuan laba perusahaan, penentuan tingkat likuiditas perusahaan, dan kebenaran penyajian neraca.
  4. Akuntansi persediaan dapat dilakukan dengan dua cara, sistem berkala, dan sistem permanen. Dalam sistem berkala pembelian barang dagangan atau bahan baku akan dicatat dalam rekening Pembelian. Pada akhir periode akan dihitung jumlah barang atau bahan baku yang masih ada. Kemudian, melalui jurnal penyesuaian terhadap persediaan, barulah dapat ditentukan jumlah harga pokok penjualan atau jumlah pemakaian bahan baku.
  5. Dalam sistem permanen setiap pembelian barang atau bahan baku langsung dicatat dalam rekening Persediaan. Demikian juga pada saat penjualan atau pemakaian barang atau pemakaian baha baku, jumlah harga pokok barang yang dikeluarkan langsung dikredit pada rekening Persediaan, sedangkan debetnya dicatat dalam rekening Harga Pokok Penjualan atau Pemakaian Bahan Baku.

Penilaian Persediaan
  1. Persediaan tidak hanya menunjukkan jumlah persediaan yang berada di gudang perusahaan saja, tetapi meliputi juga barang-barang milik perusahaan yang masih ada dalam perjalanan yang dititipkan pada perusahaan lain (barang konsinyasi), dan barang-barang secara ekonomis masih di bawah penguasaan perusahaan.
  2. Kesalahan penyajian di dalam persediaan akan mengakibatkan kesalahan dalam laporan keuangan. Kegagalan antuk mencatat pembelian dan utang usaha, memang tidak akan berpengaruh terhadap laba perusahaan, tetapi akan berpengaruh terhadap rasio lancar perusahaan.
  3. Persediaan sebagaimana dengan aktiva lain akan dicatat sebesar harga perolehannya (cost) Hinga perolehan persediaan mencakup seluruh beban atau pengeluaran yang diperlukan untuk menempatkan persediaan atau memproses menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Dengan demikian, secara teoretis batas pengangkutan, biaya proses pembelian, biaya penyimpanan harus dialokasikan sebagai bagian dari harga perolehan persediaan.
  4. Beban periode tidak boleh dikapitalisasi dalam persediaan. Namun dalam kasus tertentu (discrete projects) beban bunga yang berkaitan dengan pembuatan kapal atau pembangunan real estate harus dikapitalisasi sebagai bagian dari aktiva yang bersangkutan.
  5. Potongan pembelian harus diperlakukan sebagai pengurang dari pembelian, tidak dicatat sebagai pendapatan lain-lain. Cara pencatatan pembelian dapat dilakukan dengan mencatat pembelian sebesar jumlah brutonya atau mencatatnya sejumlah netonya. Apabila menggunakan cara yang kedua, potongan pembelian yang tidak diambil akan dicatat dalam rekening Kerugian Potongan Pembelian yang akan disajikan dalam perhitungan laba rugi sebagai elemen biaya lain-lain. Jumlah ini dapat digunakan sebagai alat pengukur efisiensi manajer keuangan di dalam mengelola keuangannya.
  6. Persediaan barang dalam proses dan barang jadi berisi kumpulan biaya-biaya, seperti biaya pemakaian bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dalam perusahaan industri perhitungan biaya pembuatan persediaan ini, biasanya dengan menggunakan skedul laporan tersendiri.

Metode Penilaian Persediaan
  1. Dalam akuntansi persediaan dikenal beberapa metode penilaian, antara lain metode MPKP, MTKP, nilai rupiah MTKP, metode rata-rata, persediaan besi, dan harga perolehan standar. Sebetulnya selain metode-metode di atas terdapat juga metode penilaian yang lain, yang didasarkan pada harga taksiran. Metode harga taksiran ini akan dibahas dalam Modul 7.
  2. Penggunaan metode MTKP akan mengakibatkan laba bersih yang lebih rendah, tetapi akan menaikkan saldo akhir kas. Dalam contoh ini dianggap harga-harga naik, namun apabila harga cenderung menurun akibatnya akan menjadi sebaliknya.
  3. Dalam keadaan harga cenderung meningkat metode MTKP akan menghasilkan nilai persediaan yang lebih rendah, sedangkan metode MPKP akan menghasilkan nilai persediaan yang mendekati harga yang berlaku. Nilai persediaan yang dihasilkan metode rata-rata akan berada di antara hasil yang dihitung dengan metode MTKP dan MPKP.
  4. Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada metode MTKP dikembangkan metode Nilai-rupiah MTKP. Metode ini digunakan untuk mengatasi pengaruh yang timbul karena adanya kenaikan jumlah unit persediaan lain yang sejenis yang jumlahnya cukup berarti.
  5. Metode penilaian yang lain adalah metode persediaan besi dan harga perolehan standar. Dalam metode persediaan besi ditetapkan lebih persediaan yang harus ada dalam perusahaan, baik dalam unitnya maupun harga per unitnya. Selisih antara persediaan besi dengan persediaan yang ada dinilai sebesar harga perolehannya dan digunakan untuk menambah atau mengurangi jumlah persediaan besinya dalam metode harga biaya standar, persediaan dinilai sebesar harga perolehan standar yang telah ditetapkan di muka. Namun, apabila selisih antara harga standar dengan harga sesungguhnya cukup berarti maka persediaan harus dinilai atas dasar harga sesungguhnya

Penilaian Berdasarkan Harga Terendah Diantara Harga Pokok dan Harga Pasar
  1. Penilaian persediaan berdasarkan harga yang terendah di antara harga pokok dan harga pasar, pada umumnya digunakan jika terjadi manfaat dari persediaan tidak lagi sepadan dengan harga pokoknya.
  2. Beberapa tahap yang harus dilakukan apabila cara penilaian harga yang paling rendah antara harga pokok dan harga pasar akan dipakai, yaitu berikut ini.
    1. Tahap pengumpulan data.
    2. Tahap penentuan batas atas/tertinggi (ceiling) dan batas terendah (floor).
    3. Memilih harga yang paling rendah di antara harga pokok dan harga pasar sebagai dasar penilaian.
  3. Metode harga yang paling rendah di antara harga pokok dan harga pasar dapat diterapkan berdasarkan:
    1. jenis tiap-tiap persediaan;
    2. masing-masing kelompok persediaan;
    3. keseluruhan persediaan.
  4. Akuntansi terhadap rugi penurunan nilai persediaan adalah:
    1. rugi penurunan nilai persediaan, tidak dilaporkan terpisah dari harga pokok penjualan;
    2. rugi penurunan nilai persediaan, dilaporkan terpisah dari harga pokok penjualan digunakan metode:

    3. langsung;




    4. cadangan.




Metode Taksiran
  1. Penentuan jumlah persediaan dapat didasarkan pada harga pokok (cost) yang didasarkan pada hasil perhitungan yang teliti, baik melalui catatan persediaan secara terus-menerus (perpetual inventory method) maupun didasarkan pada hasil perhitungan fisik, kemudian dihitung harga pokoknya secara teliti (physical inventory method). Namun, dalam kaitan adanya kebutuhan informasi secara cepat, baik dalam rangka penyusunan laporan keuangan jangka pendek maupun kebutuhan informasi persediaan untuk tujuan lain, penentuan jumlah persediaan dapat dilakukan secara taksiran, yaitu dengan menggunakan Metode Laba Kotor dan Metode Harga Jual Eceran. Cara yang demikian ini, terutama akan sangat bermanfaat bagi pengusaha Toko Serba ada (swalayan).
  2. Dalam metode laba kotor maka langkah pertama kali yang harus dilakukan adalah menentukan persentase laba kotor. Persentase ini dapat didasarkan pada harga pokok maupun harga jual. Setelah diketahui laba kotornya berikutnya adalah menentukan harga pokok barang yang dijual, yaitu hasil penjualan dikurangi laba kotor. Harga pokok penjualan dikurangkan terhadap harga barang yang tersedia untuk dijual akan dapat diperoleh “jumlah persediaan”.
  3. Dalam metode harga jual eceran maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
    1. Persediaan awal ditentukan nilainya baik berdasarkan harga pokok maupun berdasarkan harga jual eceran
    2. Setiap kali ada pembelian maka harus ditentukan harga pokok maupun harga jualnya.
    3. Menentukan perlakuan terhadap perubahan harga jual eceran (kenaikan harga pembatalan kenaikan harga, penurunan harga dan pembatalan penurunan harga serta potongan-potongan khusus dan adanya barang yang rusak).
    4. Menentukan persentase harga pokok terhadap harga jual dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

      1. Kalau penentuan jumlah persediaan didasarkan pada MPKP maka persediaan awal periode tidak dimasukkan dalam perhitungan.




      2. Kalau penentuan jumlah persediaan didasarkan pada rata-rata maka persediaan awal turut diperhitungkan.




      3. Kalau penentuan jumlah persediaan didasarkan pada MTKP maka digunakan metode nilai rupiah (dengan indeks).




      4. Kalau penilaian persediaan didasarkan pada “yang terendah antara harga pokok dan harga pasar” maka penurunan harga jual eceran tidak diperhitungkan dalam perhitungan persentase harga pokok tetapi ditambahkan pada penjualan.



    5. Menentukan jumlah persediaan berdasarkan harga pokok jual eceran dengan cara mengurangkan hasil penjualan terhadap barang yang tersedia untuk dijual berdasarkan harga jual.
    6. Menentukan jumlah persediaan berdasarkan harga pokok dengan cara mengalikan persentase harga pokok (cost ratio) terhadap persediaan berdasarkan harga jual.

Penilain Persediaan Pada Perusahaan Pengolahan dan Kontrak Jangka Panjang
  1. Terdapat 2 cara dalam mengumpulkan biaya produksi pada perusahaan pengolahan. Caranya, yaitu dengan menggunakan bentuk proses dan bentuk pesanan. Perusahaan pengolahan yang menggunakan bentuk proses jika produk atau barang yang dihasilkan homogen, dan menggunakan bentuk pesanan jika barang yang dihasilkan berbeda-beda sesuai dengan permintaan pemesan.
  2. Pengakuan pendapatan dan penilaian persediaan pada kontrak-kontrak jangka panjang ada 2 alternatif sebagai berikut.
    1. Metode persentase penyelesaian.
    2. Metode kontrak selesai.
  3. Pada metode persentase penyelesaian pendapatan diakui selama masa pembangunan secara berkala (prioritas) sejalan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan. Sedangkan pada metode kontrak selesai pendapatan diakui setelah selesainya pekerjaan.

Ruang Lingkup Utang
  1. Utang dapat diklasifikasi menjadi utang lancar dan utang tidak lancar. Utang lancar adalah utang yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau dalam waktu perputaran normal usaha mana yang lebih lama. Secara teoretik seluruh utang harus dicatat pada nilai tunainya, namun secara praktis utang jangka pendek tidak didiskontokan. Beberapa jenis utang yang jumlah tidak dapat ditentukan secara pasti ditaksir dan dicatat pads jumlah yang mendekati.
  2. Kewajiban jangka pendek dapat berasal dari kegiatan normal usaha dan dapat berasal dari kegiatan nonusaha. Utang yang berasal dari kegiatan normal usaha adalah utang dagang (utang usaha), sedangkan kewajiban jangka pendek lain, antara lain adalah utang gaji, utang bunga, utang pajak, dan utang wesel. Kewajiban jangka pendek yang akan diperpanjang untuk jangka waktu panjang harus dikelompokkan sebagai utang tidak lancar jika kriteria tertentu dipenuhi.

Akuntansi Utang Lancar
  1. Utang Dagang timbul pada saat penyerahan hak dari kreditor (penjual) kepada debitur (pembeli) atas barang yang dijualbelikan. Akan tetapi, demi kepraktisan, pencatatan utang dagang dilakukan pada saat barang dan atau faktur pembeliannya diterima. Saat transfer of title dapat dibedakan menjadi shipping point dan destination point. Oleh karena mungkin terdapat perbedaan antara saat pencatatan dan pemindahan hak maka perlu dilakukan cut off yang tepat pada waktu akan menyusun laporan keuangan.
  2. Utang Wesel didebit dan dikredit sebesar nilai normal, baik untuk wesel berbunga maupun tidak berbunga. Di dalam Neraca, wesel tidak berbunga dilaporkan sebesar nilai nominal. Jika wesel berbunga maka bunga yang terutang sampai tanggal neraca juga harus dilaporkan menambah nilai nominal.
  3. Dividen Kas sah menjadi utang perusahaan jika sudah diumumkan secara resmi oleh Direksi atas pembagian laba kepada para pemegang saham.
  4. Utang Pajak Penghasilan adalah pajak penghasilan perusahaan yang terutang atas laba bersih yang diperoleh selama satu tahun. Sedangkan utang Pajak Penghasilan Karyawan merupakan pajak penghasilan karyawan yang dipotong oleh perusahaan tetapi belum disetorkan ke Kas Negara.
  5. Utang Bonus merupakan jumlah bonus yang terutang kepada karyawan. Bonus dapat dihitung dengan dasar penjualan dan dasar laba. Jika laba yang menjadi dasar perhitungan bonus maka bonus dapat ditentukan dari 4 alternatif, yaitu. (1) bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak, (2) bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus, tetapi sebelum dikurangi pajak, (3) bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak tetapi sebelum dikurangi bonus dan (4) bonus dihitung dari laba bersih sesudah dikurangi bonus dan pajak.

Pembiayaan dengan obligasi
  1. Utang jangka panjang dalam neraca disajikan sebesar nilai tunainya, yaitu jumlah kas yang diperlukan seandainya utang jangka panjang tersebut dilunasi sekarang. Utang hipotek adalah utang yang dijamin dengan harta tetap dan pelunasan dilakukan dengan cara cicilan. Pada saat pembayaran debitur harus memisahkan jumlah yang merupakan pembayaran untuk bunga dan pembayaran untuk pengembalian pokoknya.
  2. Jenis dan jumlah obligasi bervariasi. Obligasi dapat diterbitkan oleh pemerintah atau oleh perusahaan, dapat diterbitkan dengan jaminan atau tidak, dapat atas nama atau pembawa. Namun demikian, setiap jenis obligasi memiliki sifat-sifat umum yaitu merupakan pinjaman uang sekarang yang akan dilunasi pada waktu yang akan datang. Hampir pads semua obligasi terdapat pembayaran bunga secara berkala. Harga pasar obligasi dihitung dengan menggunakan teknik nilai tunai dengan memakai tingkat bunga pasar. Selisih antara nilai nominal dengan nilai tunainya dicatat sebagai diskonto atau premium yang akan diamortisasi dari waktu ke waktu. Saat obligasi dilunasi akun utang obligasi dan premium (diskonto) ditutup oada saat dibayar. Obligasi dapat dibiayai kembali sebelum atau pada saat jatuh tempo. Setiap keuntungan atau kerugian akibat penebusan obligasi dilaporkan sebagai pos-pos luar biasa.

Investasi Jangka Pendek
  1. Investasi jangka pendek yang nama rekening buku besarnya sering disebut Surat Berharga adalah dalam rangka memanfaatkan kelebihan kas atau adanya uang tunai yang sementara tidak digunakan dalam kegiatan usaha sehari-hari. Investasi jangka pendek dapat berupa saham, obligasi atau sertifikat Bank Indonesia ataupun bentuk investasi lainnya.
  2. Pembelian surat berharga akan dicatat sebesar harga perolehannya, yaitu harga kurs beli ditambah biaya pembelian yang terjadi.
  3. Penjualannya dicatat pada rekening Surat Berharga sebelah kredit sebesar harga perolehannya, sedangkan selisih antara harga jual dengan harga perolehannya merupakan Laba/Rugi Penjualan Surat Berharga.
  4. Dalam pembelian dan penjualan surat berharga dalam bentuk obligasi harus diperhatikan adanya bunga berjalan, yaitu bunga antara tanggal pembayaran bunga obligasi atau pembelian tersebut. Bunga berjalan selalu menambah jumlah uang yang harus dibayar/diterima.
  5. Persediaan Surat Berharga pada akhir tahun harus disajikan pada neraca sebesar berikut.
    1. Harga perolehan (cost).
    2. Terendah antara harga perolehan dengan harga pasar (cost of market whichever is lower).
    3. Harga pasar (market)

Investasi Jangka Panjang Saham
  1. Investasi Jangka Panjang saham merupakan investasi yang dilakukan dalam jangka panjang pada saham yang dikeluarkan oleh perusahaan lain. Saham bisa berupa saham biasa dan saham prioritas.
  2. Akuntansi untuk investasi saham terdiri dari investasi pada saat pertama kali saham diperoleh, selama masa investasi dan saat penjualan serta saat penarikan oleh perusahaan penerbit.
  3. Dalam neraca, investasi jangka panjang saham dilaporkan sebesar harga perolehannya. Jika diketahui harga pasarnya maka agar lebih informatif, investasi perlu dijelaskan nilai pasarnya itu, misalnya dalam tanda kurung.

Investasi Jangka Panjang Obligasi
  1. Investasi jangka panjang pada obligasi merupakan penanaman dana di luar perusahaan dengan cara membeli obligasi perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan berupa bunga periode yang jumlahnya tetap. Harga obligasi di pasar uang dan modal ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Harga yang terjadi pada akhirnya adalah nilai tunai dengan cost of capital tertentu dari bunga periode yang diterima di masa yang akan datang ditambah dengan nilai jatuh temponya. Apabila bunga efektif lebih tinggi daripada bunga nominal maka nilai obligasi berada di bawah nilai nominal dan sebaliknya. Apabila bunga efektif sama dengan bunga nominal maka nilai obligasi sama dengan nilai nominalnya.
  2. Investasi pada obligasi ini dicatat sebesar harga perolehannya. Jika harga perolehan lebih besar daripada nilai nominal maka selisih antara harga perolehan dan nilai nominal merupakan agio bagi investor. Agio ini harus diamortisasi selama masa pemilikan terhitung sejak tanggal pembelian sampai dengan tanggal penjualan sesuai dengan rencana. Amortisasi agio dicatat sebagai pengurangan pendapatan bunga. Sedangkan disagio yang juga diamortisasi selama masa pemilikan akan dibebankan sebagai penambah pendapatan bunga. Baik amortisasi agio maupun disagio dapat menggunakan dua alternatif metode, yaitu metode garis lurus dan metode bunga efektif.
  3. Pada saat penjualan baik sebagian ataupun seluruhnya, rekening Investasi Jangka Panjang – Obligasi dikredit sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi agio yang sudah diamortisasi atau ditambah amortisasi disagio yang sudah dilakukan. Selisih antara nilai buku dan harga jual kembali merupakan rugi-laba. Rugi laba ini dilaporkan sebagai rugi-laba di luar usaha.
  4. Investasi Jangka Panjang – Obligasi dilaporkan sebesar nilai bukunya. Jika pada tanggal laporan diketahui harga pasarnya maka agar lebih informatif harga pasar ini perlu dijelaskan.
Sumber buku Akuntansi Keuangan Menengah karya Sugiarto

Account Recievable Turn Over (Perputaran Piutang Usaha)

1. Pengertian Piutang


Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari (tiga puluh hari) sampai dengan 90 hari (sembilan puluh hari). Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. Piutang bagi kegunaan akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan dengan penerimaan jumlah uang tunai.
Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli.  Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan.

Piutang  dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain”.
Menurut Soemarso (2002:338) piutang usaha adalah:

“Perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang”.

Piutang usaha menunjukkan klaim yang akan dilunasi dengan uang yang tidak didukung dengan janji tertulis yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.

Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan.

Piutang usaha adalah tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang hanya dilengkapi oleh surat jalan, faktur/tanda terima lainnya yang telah ditandatangani oleh debitur sehingga pernyataan telah menerima barang ada didalam surat-surat tersebut.

Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar yang berarti  bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta pembayarannya dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun) yang biasanya digolongkan dalam piutang jangka pendek.

Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:

a. Piutang usaha/piutang terhadap langganan
    Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan yang normal/kurang dari 1 tahun, disajikan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi apabila telah lebih dari jangka waktu 1 tahun maka akan dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar. Jadi tagihan kepada langganan yang biasanya disebut piutang dagang adalah tuntutan keuangan terhadap pihak lain baik perorangan maupun organisasi-organisasi atau debitur-debitur lainnya.

    b. Piutang yang akan diterima
      Piutang yang akan diterima merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya sudah menjadi hak perusahaan, akan tetapi belum/tidak saatnya untuk diterima, piutang ini timbul pada suatu akhir periode dimana sebenarnya tagihan tersebut akan diterima pada periode yang akan datang.

      Hal-hal yang termasuk dalam piutang yang akan diterima adalah:

      1) Bunga yang masih harus diterima yang timbul dari aktiva yang dimiliki perusahaan, seperti wesel tagih dan bon.
      2) Piutang sewa yang masih harus diterima yang timbul dari hasil penyewaan, seperti gedung, mobil dan alat-alat besar lainnya.
      3) Pendapatan piutang merupakan pendapatan yang akan diterima sebagai hasil investasi dalam perusahaan.
      Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu:
      1. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau siklus usaha normal
      2. Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu 1 tahun
      3. Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih)
      4. Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari piutang tidak tertagih
        2. Perputaran   Piutang
         
        Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang.

        Nilai dari perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran piutang tersebut. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran yang ditetapkan berarti makin lama modal terikat dalam piutang. Mengenai perputaran piutang.

        Pendapat mengenai perputaran piutang menurut Drs. Munawir (2004:75) mengatakan bahwa: “Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang  turn over receivable yaitu, dengan membagi total penjualan kredit neto dengan piutang rata-rata”.

        Menurut  Warren Reeve (2005:407) perputaran piutang adalah   “Usaha (account receivable turn over) untuk  mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun”.

        Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang itu ditentukan dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan piutang awal periode dengan piutang akhir periode dibagi dua. Adakalanya angka penjualan kredit untuk suatu periode tertentu tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan.

        Dari uraian di atas maka perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut:

        Rata-rata piutang      = Piutang awal + piutang akhir
                                                               2
        Perputaran piutang   = Penjualan kredit bersih
                                                Piutang dagang

        Dari definisi dapat diketahui bahwa rasio perputaran yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik. Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga makin tinggi perputaran piutang berarti makin efisien modal yang digunakan.

        Selain perputaran piutang yang digunakan sebagai indikator terhadap efisien atau tidaknya piutang, ada indikator lain yang cukup penting yaitu jika waktu rata-rata pengumpulan piutang (average collection periode). “Jangka waktu pengumpulan piutang adalah angka yang menunjukkan waktu rata-rata yang diperlukan untuk menagih piutang.” (Munawir 2004:76)

        Perumusan dari uraian di atas adalah sebagai berikut:

        Periode rata-rata pengumpulan piutang  =             360             
                                                                         Perputaran piutang
        Periode rata-rata penagihan  piutang    = Piutang dagang x 365
                                                                          Penjualan kredit

        Jumlah hari penjualan dalam piutang memberi tolak ukur mengenai lamanya waktu piutang dagang yang beredar. Semakin besar rasio umur piutang, semakin besar kemungkinan rasio tidak tertagihnya piutang.
        Perubahan rasio antara penjualan kredit dan rata-rata piutang disebabkan oleh banyak hal. Munawir (2004:75) mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:
        1. Turunnya penjualan dan naiknya piutang
        2. Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah yang lebih besar
        3. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar
        4. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap
        5. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.
        Terlepas dari hal-hal tersebut diatas, dalam piutang, resiko kerugian akibat piutang yang tidak dapat diterima pembayarannya selalu ada.   Ada dua metode penyisihan piutang yaitu :

        a. Metode penghapusan langsung

        Dalam metode ini kerugian piutang yang tidak bisa ditagih, dicatat langsung pada periode saat terjadinya penghapusan piutang dengan perkiraan debet “beban penghapusan piutang” dan kredit perkiraan "piutang dagang”.

        b. Metode Penyisihan/cadangan.
          Ada metode ini, setiap akhir periode dilakukan penaksiran terhadap piutang yang dimiliki perusahaan, sehingga diperoleh taksiran dari piutang yang disangsikan dapat diterima pembayarannya. Taksiran ini dicatat pada perkiraan debet “beban piutang“ dan kredit pada perkiraan “penyisihan piutang“. Jumlah taksiran kerugian piutang dapat ditetapkan atas dasar :

          1) Atas dasar jumlah penjualan
            Piutang terjadi karana akibat dari penjualan kredit maka taksiran menhunakan jumlah penjualan selama periode bersangkutan. Yaitu dengan membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi  dengan total pejualan kemudian dilakukan perubahan-perubahan atas kemungkinan yang akan datang. Biasanya dalam  bentuk persentase.

            2) Atas dasar saldo piutang
              Jumlah ini dihitung dengan cara mengalikan suatu persentase tertentu dengan saldo piutang pada akhir periode. Dengan demikian yang dijadikan dasar adalah jumlah piutang dagang yang dimiliki perusahaan pada akhir periode.

              3) Atas dasar analisis usia piutang
                Penerapan metode ini pada dasrnya sama dengan penentuan taksiran kerugian piutang atas dasar saldo piutang, metode ini dikelompokan menjadi kelompok piutang yang belum jatuh tempo, dan kelompok yang telah jatuh tempo. Sedangkan kelompok yang telah jatuh tempo dikelompokkan atas dasar lamanya jatuh tempo.  Lamanya tunggakan, dihitung dari tanggal jatuh tempo piutang sampai  tanggal 31 Desember.

                Contoh :

                Jatuh tempo piutang tgl 10 November 2004 tapi sampai tgl 31 Desember 2004 belum dibayar maka dihitung sebagati berikut :

                Bulan November  , 30 hari -10 hari       = 20 hari
                Bulan Desember …………………      = 31 hari
                                                                               51 hari

                Dengan demikian piutang telah lewat jatuh tempo selama 51 hari. Dan besarnya presentase taksiran kerugian tiap kelompok piutang, ditetapkan atas dasar kelompok usia masing-masing dengan demikian jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah :

                ( debet ) Beban piutang sangsi                            xxxx         -
                ( kredit )         Penyisihan untuk piutang sangsi    -          xxxx

                Beban piutang sangsi akan mempengaruhi secara langsung laporan  laba – rugi.

                Jurnal Koreksi

                Jurnal Koreksi dilakukan jika dalam penjurnalan ditemui adanya kesalahan dalam pembukuannya. Jika dalam pembukuan di jurnal umum atau pun pada jurnal penyesuaian ditemukan adanya kesalahan maka harus dibuatkan koreksi. Bentuk jurnal koreksi mirip dengan jurnal umum. Pada bagian setelah pengakunan selesai dilakukan dalam jurnal, cantumkan keterangan koreksi kesalahan pada jurnal yang mana dan sertakan tanggal jurnal yang salah tersebut.

                Koreksi berkaitan dengan kesalahan yang kadang-kadang terjadi di dalam pencatatan. Penyesuaian bukan merupakan pengkoreksian kesalahan. Penyesuaian merupakan suatu keharusan sebagai konsekuensi dianutnya konsep dasar tertentu (yaitu asas akrual) sedangkan koreksi merupakan suatu yang harus dihindari atau merupakan hal yang seharusnya tidak terjadi.

                Tujuan dibuatnya Jurnal Koreksi dalam penjurnalan agar hasil koreksi tersebut menjadi jurnal yang seharusnya ada dan membatalkan kesalahan penjurnalan sebelumnya.

                Fungsi Jurnal Koreksi :
                1. Menetralkan kesalahan.
                2. Mencatat transaksi seperti yang seharusnya.
                Kesalahan yang sering terjadi dalam penjurnalan antara lain :

                1. Kesalahan dalam jumlah nominal (angka rupiah)

                Biasanya kesalahan terjadi karena jumlah rupiah yang tercantum dalam jurnal terlalu besar atau terlalu kecil.
                • Jika terlalu besar, hitunglah terlebih dahulu berapa nilai selisih lebih. Selanjutnya akun yang di debit pindahkan posisinya ke kredit dan sebaliknya perkiraan yang di kredit pindahkan posisinya di debit. Hal ini dilakukan guna mengimbangkan antara posisi debit dan kredit agar jurnal yang telah di koreksi merupakan jurnal yang seharusnya.
                • Jika terlalu kecil, setelah dihitung selisih kurangnya maka buatkanlah lagi jurnal yang sama seperti pada jurnal sebelum koreksi (jurnal umum/jurnal penyesuaian yang salah).
                2. Kesalahan dalam mencantumkan nama akun

                Kesalahan ini terjadi manakala pencatatan dalam jurnal salah dalam mencantumkan nama akun. Kesalahan ini dapat dinetralkan dengan cara mengkompensasi akun yang keliru dengan jumlah rupiah yang sama dan sekaligus menimbulkan akun yang benar dengan jumlah yang sama pula.

                3. Kombinasi kesalahan dalam jumlah nominal dan pencantuman nama akun dalam jurnal

                Prinsip pembuatan jurnal koreksi adalah hapus yang salah kemudian buat jurnal yang benar.

                Contoh Jurnal Koreksi :

                Tanggal 20 Mei 2010, Membayar biaya sewa Rp 960.000 keliru dicatat sebagai menerima pendapatan proyek Rp 96.000

                Biaya Sewa           Rp 960.000
                Kas                                               Rp 960.000

                Keliru dicatat :

                Kas                           Rp 96.000
                Pendapatan Proyek                     Rp 96.000

                Analisis Jurnal :

                Pada contoh ini akun dan jumlah yang dicantumkan salah. Jika terdapat kesalahan dalam pencantuman akun dan jumlah nominal, maka akun dan jumlah yang keliru harus dikeluarkan terlebih dahulu kemudian gantikan dengan jurnal baru yaitu nama akun dan jumlah nominal yang seharusnya .

                Jurnal Koreksinya sebagai  berikut :

                1. Membuang nama akun dan jumlah nominal yang salah.

                Pendapatan Proyek        Rp 96.000
                Kas                                                         Rp 96.000

                2. Membuat jurnal baru untuk menggantikan jurnal yang salah.

                Biaya Sewa                     Rp 960.000
                Kas                                                         Rp 960.000

                Untuk membuat Jurnal Koreksi pada Aplikasi sebagai berikut :

                1. Klik submenu Jurnal.
                2. Lakukan Pencarian Jurnal dengan menginput bulan dan tahun jurnal.
                3. Detail Jurnal akan tampil di bagian bawah halaman Jurnal.



                Detail Jurnal

                4. Cari Jurnal yang salah dan klik link Jurnal Koreksi untuk mengkoreksi kesalahan pada jurnal.



                Jurnal Koreksi

                Masukkan Nomor jurnal, tanggal jurnal yang ingin dikoreksi, dan alasan koreksi. Setelah itu klik button Post.

                5. Buat jurnal baru untuk menggantikan jurnal yang salah. Klik submenu Jurnal Umum, dan input data jurnal.



                Jurnal Umum

                Masukkan Nomor jurnal, tanggal, deskripsi, dan detail(akun, debit, kredit). Setelah itu klik button Post untuk menyimpan Jurnal Umum.

                Rabu, 30 Maret 2011

                Tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank

                Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank
                1. Buat dua kolom untuk bank dan rekening bank menurut perusahaan, tulis saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan
                2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut bank yaitu :
                a. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo menurut bank
                b. Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo bank
                3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut buku
                a. Tambahkan pada saldo menurut bank penerimaan-penerimaan kas langsung melalui bank, pendapatan bunga atas giro.
                b. Kurangkan dari saldo menurut buku biaya administrasi bank, biaya pencetakan cek dan pengurangan lain yang dilakukan oleh bank, misalnya karena ada pengembalian cek kosong.
                4. Hitunglah saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan yang telah disesuaikan, keduanya saldonya harus sama.
                5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang terdapat pada butir tiga di atas yaitu hal-hal yang tercantum pada saldo menurut perusahaan.

                6. Berbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, sampaikan pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.


                Pengendalian intern kas yang baik akan dapat memberi informasi mengenai sumber kas perusahaan, dikeluarkan untuk apa dan berapa saldo kas setiap saat dapat diketahui. Oleh karena itu, akuntan harus dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya perbedaa antara catatan perusahaan dengan laporan bank ( rekening koran ), dan menentukan jumlah saldo rekening giro yang sesungguhnya setiap bulannya. Proses ini disebut rekonsiliasi bank.
                Beberapa penyebab perbedaan antara saldo menurut pembukuan dengan saldo menurut rekening koran bank yaitu :
                1. Bank belum mencatat transaksi tertentu
                a. Setoran dalam perjalanan
                Perusahaan telah mencatat setoran ke bank tetapi bank belum mencatatnya. Contoh : setoran pada akhir bulan, biasanya bank akan membukukan pada bulan berikutnya.
                b. Cek dalam perjalanan (cek masih beredar)
                Cek yang ditarik dan telah dibukukan perusahaan tetapi bank belum mencatatnya, biasanya terjadi karena sampai akhir bulan yang menerima cek belum mencairkan cek tersebut.
                2. Perusahaan belum mencatat transaksi tertentu
                a. Penerimaan kas melalui bank
                Bank kadang-kadang melakukan penerimaan kas untuk dibukukan ke dalam rekening giro perusahaan, misalnya konsumen langsung membayar ke bank.
                b. Biaya administrasi bank
                Bank biasanya membebankan sejumlah biaya untuk menangani transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemegang giro, biaya ini baru diketahui setelah ada laporan dari bank yang berupa rekening koran
                c. Pendapatan bunga atau jasa giro
                Jumlah bunga yang menjadi pendapatan perusahaan biasanya baru diketahui setelah perusahaan menerima laporan bank.
                d. Cek kosong
                Perusahaan yang sering menerima pembayaran dari konsumen dalam bentuk cek yang diperlakukan sama dengan uang tunai. Cek tersebut kemudian disetorkan ke bank. Perusahaan baru tahu kalau cek tersebut kosong setelah menerima laporan dari bank.
                Cek kosong adalah cek yang tidak cukup dananya ( jumlah rupiah dalam cek lebih besar daripada saldo giro kensumen )
                e. Cek dikembalikan ke penyetor karena alasan lain ( bukan cek kosong )
                Bank kadang-kadang mengembalikan cek kepada penyetor karena alasan-alasan berikut :
                - Rekening penarik cek telah ditutup
                - Cek telah kadaluwarsa, cek kadang hanya dapat diuangkan dalam jangka waktu tertentu, apabila selama jangka waktu tersebut tidak diuangkan maka cek menjadi tidak berlaku lagi.
                - Tanda tangan yang tercantum pada cek tidak sah
                - Kesalahan dalam penulisan cek
                Pencatatan akuntansi untuk kasus ini sama dengan cek kosong.
                3. Bank atau perusahaan telah melakukan kesalahan pencatatan
                Contoh, bank mungkin salah mengurangi saldo giro perusahaan untuk giro yang ditarik bukan oleh perusahaan tersebut, mungkin karena nama perusahaannya hampir sama. Bisa juga bank atau perusahaan salah dalam mencatat jumlah rupiah yang disetorkan ke bank.

                sumber :http://catatan-akt.blogspot.com

                Sabtu, 26 Maret 2011

                Daftar Orang Terkaya di Indonesia 2011

                Inilah Daftar Orang Terkaya Indonesia versi Forbes 2011, mau tau siapa-siapa aja orang terkaya di indonesia di tahun 2011 ini ? seperti diketahui Majalah Forbes merilis daftar Orang Terkaya di Dunia 2011 Rabu (9/3).

                Daftar Orang Terkaya Indonesia versi Forbes 2011

                Sebanyak 14 pengusaha, jika R. Budi Hartono dan Michael Hartono dipisah, asal Indonesia masuk dalam daftar tersebut. Namun, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tidak masuk.

                Di antara 1.210 orang terkaya di dunia dalam daftar Forbes, ada 14 pengusaha Indonesia yang masuk dalam daftar. Dari daftar tersebut, Robert Budi Hartono menjadi orang terkaya se-Indonesia dengan kekayaan US$5 miliar (Rp 43,9 triliun) bersama saudaranya, Michael Hartono, dengan kekayaan US$5 miliar (Rp 43,9 triliun).

                Posisi kedua diduduki pengusaha batu bara Lock Tuck Kwong dengan kekayaan US$3,6 miliar (Rp 31,6 triliun). Pada tahun lalu, Lock Tuck Kwong berada di posisi ketujuh dalam daftar 40 orang terkaya se-Indonesia versi Forbes.

                Sementara, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tidak terdapat dalam daftar Orang Terkaya di Dunia 2011. Tahun lalu, Bakrie menduduki posisi ke-10 daftar orang terkaya se-Indonesia dengan kekayaan US$2 miliar (Rp 17,5 triliun).

                Sedangkan, Chairul Tanjung berada di posisi ke-11 dengan kekayaan US$ 1,1 miliar (Rp 9,6 triliun). Meski posisinya naik dari tahun lalu yang hanya berada pada peringkat ke-18, kekayaan Chairul Tanjung turun dari nilai tahun 2010 yang mencapai US$ 1,25 miliar (Rp 10,9 triliun).

                Pengusaha lain yang naik peringkatnya adalah Sukanto Tanoto. Pria berusia 61 tahun kini berada di posisi ketujuh dengan kekayaan US$1,9 miliar (Rp 16,6 triliun) setelah tahun lalu bercokol di peringkat ke-16 dengan kekayaan US$ 1,4 miliar (Rp 12,2 triliun).

                Ini Daftar Orang Terkaya Indonesia versi Forbes 2011:

                1. (208 dunia) R. Budi Hartono, 70 tahun, US$5 miliar rokok dan perbankan
                1. (208) Michael Hartono, 71, US$5 miliar rokok dan perbankan
                2. (304) Low Tuck Kwong, 62, US$3.6 miliar batu bara
                3. (420) Martua Sitorus, 51, US $2.7 miliar kelapa sawit
                4. (488) Peter Sondakh, 59, US$2.4 miliar investasi
                5. (564) Sri Prakash Lohia, 58, US$2.1 miliar polyester
                6. (595) Kiki Barki, 71, US$2 miliar batu bara
                7. (651) Sukanto Tanoto, 61, US$1.9 miliar beragam
                8. (782) Edwin Soeryadjaya, 62, US$1.6 miliar batu bara
                9. (833) Garibaldi Thohir, 45, US$1.5 miliar batu bara
                10. (938) Theodore Rachmat, 67, US$1.3 miliar batu bara
                11. (1057) Chairul Tanjung, 48, US$1.1 miliar beragam
                12. (1057) Murdaya Poo, 70, US$1.1 miliar beragam
                13. (1140) Benny Subianto,.., US$1 miliar batu bara

                (tempointeraktif)

                Kapan nama saya di daftar itu yahh...?? pertanyaan tiap tahun tiap kali kalau forbes merilis daftar orang terkaya di indonesia :D.

                Daftar Orang Terkaya di Dunia 2011

                Menjadi orang terkaya di dunia pastinya merupakan impian banyak orang. Apalagi jika kekayaan yang dimilikinya itu adalah kaya harta dan juga kaya ilmu. Tapi, bagaimanapun kekayaan tidak akan menjamin hidup seseorang akan bahagia. Itulah alasannya, kenapa ada sebagian orang yang tak berharap menjadi kaya, asalkan hidupnya tenang dan bahagia itu sudah cukup.

                Berikut ini saya akan menampilkan daftar orang terkaya sedunia / sejagad di tahun 2011 (2011 Billionaires List) menurut laporan yang dilansir dari majalah Forbes.

                1. Carlos Slim Helu, telecom (meksiko)

                2. Bill Gates, Microsoft (AS)



                3. Warren Buffet, Berkshire Hathaway (AS)



                4. Bernard Arnault, LVMH (Perancis)



                5. Larry Ellison, Oracle (AS)



                6. Laksmi Mittal, Steel (India)



                7. Amancio Ortega , Zara (Spanyol)



                8. Eiko Batista, mining, oil (Brasil)



                9. Mukesh Ambani, petrochemicals, oil & gas (India)



                10. Christy Walton, pemilik Walmart (AS)


                Menurut data di atas, dapat kita lihat bahwa Carlos Slim Helu kembali menempati urutan pertama untuk daftar orang terkaya sedunia setelah tahun sebelumnya juga berada di posisi tersebut. Kekayaannya ditafsir sebesar 74 miliar dolar AS. Sedangkan di posisi kedua ditempati Bill Gates, sang pendiri Microsoft dengan kekayaan sebesar 56 miliar dolar AS. Disusul di posisi ketiga ada Warren Buffet pemilik Berkshire Hathaway dengan kekayaan sebesar 50 miliar dolar AS. Apakah anda juga mempunyai ambisi untuk menempati daftar orang terkaya sedunia 2012 versi majalah Forbes selanjutnya? Kalau sendiri saya sih yang terpenting bisa hidup tenang, soal rejeki sudah ada yang ngatur yang terpenting tak berhenti berusaha. :D Sekian, semoga daftar orang terkaya sedunia 2011 terbaru versi majalah forbes yang saya sampaikan di atas dapat memacu kita agar bekerja lebih giat lagi dan penuh semangat pantang menyerah demi masa depan anak cucu. :D

                Pengertian Bisnis

                Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

                Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

                Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melkakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya “bisnis pertelevisian.” Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi “bisnis” yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.

                Bentuk dasar kepemilikan bisnis

                Meskipun bentuk kepemilikan bisnis berbeda-beda pada setiap negara, ada beberapa bentuk yang dianggap umum:
                • Perusahaan perseorangan: Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu.
                • Persekutuan: Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.
                • Perseroan: Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.
                • Koperasi: adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
                Klasifikasi

                Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda. Satu dari banyak cara yang dapat digunakan adalah dengan mengelompokkan bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan.
                • Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contoh manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa.
                • Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible, dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contoh bisnis jasa adalah konsultan dan psikolog.
                • Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer. lihat pula: Waralaba
                • Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.
                • Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan modal.
                • Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari pejualan-kembali properti intelektual (intelellectual property).
                • Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air, dan biasanya didanai oleh pemerintah.
                • Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan.
                • Bisnis transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain.

                Pengantar Bisnis Informatika

                Bisnis & Informatika. Memiliki dua arti yang saling berbeda. Dalam pengertian yang sederhana bisnis informatika adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang yang memiliki nilai (value) dengan tujuan mendapatkan keuntungan (profit) yang dilakukan dengan bantuan teknologi informasi. Yang dimaksud teknologi informasi disini mencakup semua hal yang berkaitan dengan teknologi informasi, seperti internet.

                1.Bisnis

                1.1 Pengertian Bisnis.
                • Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari – hari.
                • Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang dan jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.[Griffin & Ebert]
                Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bisnis adalah kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create value) melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.

                1.2 Aspek – Aspek Bisnis
                • Keuntungan individu dan kelompok
                • Penciptaan Nilai
                • Penciptaan Barang dan Jasa
                • Keuntungan melalui Transaksi
                1.3 Fungsi Bisnis
                • Fungsi Mikro (Kontribusi terhadap pihak yang berperan langsung)
                • Fungsi Makro(Kontribusi terhadap pihak yang tidak berperan langsung)
                2. Informatika

                Informatika berkaitan erat dengan teknologi informasi. Teknologi Informasi adalah suatu seperangkat alat yang membantu kita dalam bekerja dengan informasi dan melakukan tugas – tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer melainkan mencakup juga teknologi komunikasi untuk mengirim atau menyebarkan informasi. Dari defenisi di atas, nampak bahwa teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer, tetapi juga termasuk teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain bahwa teknologi informasi merupakan hasil konvergensi antara teknologi komputer dan teknologitelekomunikasi.

                3.Bisnis Informatika

                Setelah menelaah dari pengertian – pengertian diatas didapat maksud dari bisnis informatika. Menurut saya Bisnis Informatika adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang (organisasi) yang memiliki nilai (value) dengan tujuan mendapatkan keuntungan (profit) yang dilakukan dengan bantuan teknologi informasi.

                Bisnis informatika berkembang dengan pesat akhir – akhir ini seiring dengan berkembang pesatnya pula teknologi informasi. Karena Bisnis Informatika muncul karena adanya peluang yang terdapat di dalam suatu teknologi informasi. Jawaban salah satunya Internet. Tidak dapat di pungkiri sekarang internet sudah mengalami pergeseran kebutuhan di dalam masyarakat. Yang dahulu Internet merupakan suatu kebutuhan pelengkap atau masih merupakan kebutuhan yang “mewah” bagi sebagian masyarakat, sekarang menjadi suatu kebutuhan sekunder ataupun kebutuhan primer. Karena sekarang kita dapat semakin mudah dan murah untuk mendapatkan akses internet.Hal ini tidak lepas dari semakin berkembangnya teknologi informasi.

                Menurut saya semua kegiatan yang melakukan trAnsaksi jual – beli yang ada kaitannya dengan teknologi informasi masuk kedalam bisnis informatika. Contoh, sekarang sudah banyak masyarakat yang melakukan transaksi jual – beli secara online. Jadi kita tidak perlu repot-repot untuk jalan ke mall, ataupun toko – toko untuk mencari barang yang kita inginkan. Cukup dengan modal laptop/pc dan internet, kita bisa mencari semua barang yang diinginkan.

                Banyak sekali web – web penyedia jual – barang secara online. Contoh E-Bay dan di dalam negri ada KASKUS. Saya pernah melihat acara tv yang sedang membahas bisnis online. Dijelaskan bahwa di KASKUS setiap harinya minimal terjadi 5 ribu(kalau tidak salah) transaksi jual – beli. Dimana kisaran transaksi terendah di rata- rata sebesar 30 ribu. Nah sekarang tinggal dikalikan saja 30 ribu x 5 ribu. Mencengangkan bukan. Betapa banyaknya perputaran uang yang ada di dalam bisnis informatika ini. Itu baru di dalam media internet, belum lagi kita lihat perkembangan warnet di indonesia. Kalau pemerintah mau serius, kita bisa mendapatkan hasil yang sangat banyak di dalam Bisnis Informatika ini.

                4. Peranan Teknlogi Informasi di bidang Bisnis

                Di bidang bisnis baik perdagangan barang maupun jasa komputer peranan teknologi informasi akan sangat penting untuk kegiatan transaksi baik rutin, periodik, maupun insidental dan menyediakan banyak informasi dengan cepat dan tepat.

                Sistem Informasi Manajemen

                Sistem informasi manajemen (Management Information System – MIS), merupakan sistem informasi yang sudah banyak diterapkan pada perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan barang dan jasa baik pada perusahaan besar, menengah, atau perusahaan kecil. SIM dapat diterapkan pada semua tingkat atau level manajemen yang ada yaitu manajemen tingkat atas (top management), manajemen tingkat menengah (middle management), dan manajemen tingkat bawah (lower management).

                Di perusahaan dagang seperti department store, telah dipergunakan mesin cash register (mesin kasir) yang dilengkapi dengan kendali komputer sehingga mesin tersebut dapat dikendalikan oleh pihak manajer hanya dari ruang kerjanya secara cepat dan tepat, untuk scanning barcode kode barang dagangan, menghitung laba rugi, inventaris, dan sebagainya.

                Di bidang perbankan, salah satu solusi sistem informasi perbankan telah diperkenalkan oleh perusahaan besar seperti Hewlett-Packard (HP), yang bekerja sama dengan Infosys telah memperkenalkan solusi core banking, yang disebut Finacle kepada bank-bank di Indonesia. Finacle memberikan solusi bagi bank yang ingin melakukan up-grade terhadap sistem yang telah mereka miliki. Dengan menggunakan Finacle, up-grade sistem bisa dilaksanakan dengan resiko investasi maupun kegagalan migrasi yang rendah. Ini penting bagi bank-bank agar mampu menghadapi siklus bisnis yang selalu berubah. Dengan solusi terpadu ini – berupa software dan hardware, jaringan, sistem integrasi, serta opsi consulting dan outsourcing – bank juga akan memiliki nilai tambah sehingga menjadi lebih kompetitif.

                Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi kebijakan dan strategi dunia usaha perbankan yang selanjutnya lebih mendorong inovasi dan persaingan di bidang layanan terutama jasa layanan pembayaran melalui bank. Inovasi jasa layanan perbankan yang berbasis teknologi tersebut terus berkembang mengikuti pola kebutuhan nasabah bank. Transaksi perbankan berbasis elektronik, termasuk internet dan menggunakan handphone merupakan bentuk perkembangan penyedia jasa layanan bank yang memberikan peluang usaha baru bagi bank yang kerakibat pada perubahan strategi usaha perbankan, dari yang berbasis manusia (tradisional) menjadi berbasis teknologi informasi yang lebih efisien dan praktis bagi bank. Pada perusahaan jasa seperti perbankan komputer digunakan untuk menghitung bunga secara otomatis, transaksi on-line, ATM, dan sebagianya.

                Komputer juga banyak digunakan untuk proses akuntansi, melakukan analisis keuangan, neraca, laba-rugi, dan sebagainya. Bahkan ada beberapa software yang secara khusus disediakan untuk operasi akuntansi. Di bidang perhotelan komputer digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis kamar yang telah terisi dan masih kosong. Bahkan saat ini pada penjualan pertokoan kecil, usaha kecil dan menengah (UKM), apotek dan bermacam-macam usaha kecil lainnya juga telah banyak menggunakan komputer.

                sumber :
                http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
                http://id.wikipedia.org/wiki/Institut_Bisnis_dan_Informatika_Indonesia
                http://teknologi-sport.blogspot.com/2010/10/pengantar-bisnis-informatika.html
                http://muannastasyiithoh.wordpress.com/2010/11/01/pengertian-bisnis/