Banner

Rabu, 07 Desember 2011

ADB: Pertumbuhan Ekonomi Asia Turun


Bank Pembangunan Asia (ADB) menurunkan perkiraan pertumbuhan negara berkembang di Asia tahun depan sebagai akibat belum pulihnya krisis utang Eropa. Turunnya angka pertumbuhan disebabkan faktor eksternal, seperti lemahnya ekspor.

Dalam pernyataannya, ADB mengatakan pertumbuhan ekonomi Asia pada 2012 mencapai 7,2 persen. Angka ini turun dari prediksi September lalu, yang menyatakan pertumbuhan bisa mencapai 7,5 persen. Untuk akhir tahun ini, ADB optimistis pertumbuhan mencapai 7,5 persen.

Kepala Kantor Integrasi Ekonomi Regional ADB Iwan Azis mengatakan permintaan ekspor masih akan lemah karena masalah utang Eropa bisa berubah menjadi krisis besar pada sektor keuangan global. "Efek pertama akan terjadi pada negara-negara yang berorientasi ekspor," kata dia seperti dikutip BBC kemarin.

ADB juga memperingatkan, faktor lain yang meningkatkan risiko penurunan pertumbuhan ialah proteksionisme, larinya arus modal, serta inflasi. Negara berkembang Asia yang bakal terkena efek krisis di antaranya kawasan ASEAN, Cina, Hong Kong, Korea Selatan, dan Taiwan. Karena itu, ADB mendesak para pembuat kebijakan merespons secara kolektif potensi dampak krisis ini.

Sebelumnya, diberitakan krisis Eropa berdampak pada penurunan aktivitas industri di Asia. Aktivitas manufaktur di Cina dan Taiwan anjlok dengan laju tercepat sepanjang tiga tahun terakhir.

Federasi Pengusaha Logistik dan Badan Statistik Cina menyatakan indeks manajer pembelian (PMI) Negeri Tirai Bambu turun dari 51,2 pada September menjadi 50,4 pada Oktober. Pada periode yang sama, PMI Taiwan turun dari 44,5 menjadi 43,7. Lesunya aktivitas produksi ini disebabkan oleh merosotnya permintaan dari Eropa dan Amerika. Hal ini menegaskan ketergantungan industri Asia pada permintaan ekspor dari negara-negara maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar